Identitas Umat Muslim Dalam Berdzikir
Secara bahasa, dzikir (ٱلذِّكْر) berarti puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang. Amalan ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan, terutama saat pagi dan petang. Bahkan Allah SWT memerintahkannya dalam Surat Al-Ahzab ayat 42-43.
وَّ سَبِّحُوۡهُ بُكۡرَةً وَّاَصِيۡلًا هُوَ الَّذِىۡ يُصَلِّىۡ عَلَيۡكُمۡ وَمَلٰٓٮِٕكَتُهٗ لِيُخۡرِجَكُمۡ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوۡرِ
” dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. ”
Dengan berdzikir kita memiliki banyak keutamaan, di antaranya memberikan ketenangan, mencukupi kebutuhan, mendapatkan perlindungan Allah, dan mendapatkan pahala di sisi-Nya.
Dan setiap selesai mengerjakan shalat kita dianjurkan untuk berdzikir yang dimana masing-masing dilakukan sebanyak 33 kali, dengan urutan bacaan doa dzikir harian yang dapat dibaca setelah sholat berikut ini :
- Istighfar (Astagfirullahal’azim) 3 Kali : Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung
- Tasbih (Subhanallah) 33 Kali: Maha Suci Allah.
- Tahmid (Alhamdulillah) 33 Kali: Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
- Takbir (Allahu Akbar) 33 Kali: Allah Maha Besar.
Lalu bagaimana cara agar tahu berapa banyak kita sudah berdzikir, apakah boleh menghitungnya dengan (jari-jari) tangan kanan saja? atau ditambah dengan (jari-jari) tangan kiri? lalu kalau menggunakan alat bantuan bagaimana ? Bolehkah ?
Cara Menghitung Saat Berdzikir
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., dari Rasulullah saw beliau bersabda:
” Barangsiapa bertasbih 33 kali pada setiap selesai mengerjakan shalat, bertahmid 33 kali dan bertakbir 33 kali, itu semua berjumlah 99 kali, kemudian sabda Rasulullah saw:
Untuk sempurna menjadi seratus (bacalah):
‘Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘alaa
kulli syai’in qadiir’,
maka dosanya diampuni oleh Tuhan meskipun sebanyak buih di laut.”
[HR. Muslim dan Ahmad]Hadits di atas hanya menganjurkan agar kaum muslimin membaca tasbih, tahmid, dan takbir setiap selesai shalat namun tidak diterangkan bagaimana cara menghitung jumlah apa yang dibaca itu.
Identitas Umat Muslim Ketika Berdzikir
Sebagian kaum muslimin ingin menunjukkan kepribadian (identitas diri) mereka dengan menggunakan jari-jari tangan untuk menghitungnya.
Karena dalam perintah Rasulullah saw agar kaum muslimin menampakkan identitas diri mereka sebagai seorang muslim, dan tidak mengikuti atau meniru yang dilakukan oleh umat lain, sebagaimana dipahami dari sabda beliau:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Nabi saw bersabda:
” Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak menyemir rambut mereka, maka bedakanlah dirimu dengan mereka (dengan menyemir rambutmu).”
[HR. al-Bukhari dan Muslim].Dalam menggunakan jari-jari tangan untuk menghitung bacaan tasbih, tahmid, takbir dan bacaan dzikir yang lain sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah saw, maka sebahagian kaum muslimin lebih menggunakan jari-jari tangan kanan dibanding dengan menggunakan jari-jari tangan kiri.
“Diriwayatkan dari Aisyah ia berkata: Adalah Nabi saw suka mendahulukan yang kanan ketika mengenakan sandal, ketika menyisir rambut, ketika bersuci, dan pada semua keadaan.”
[HR. al-Bukhari].Sumber :
http://tarjihmuhammadiyah.blogspot.com/2013/11/hitungan-dzikir.html